Tentu saja, saya tidak akan melewatkan blogger Gresik yang satu ini, di mulai dari perkenalan yang tidak biasanya, bagaimana tidak, kami yang asli nggersik malah ketemu dalam jagad maya gung liwang-liwung blogosphere ini.
Laki-laki lagi, dan lagi-lagi single, lagi-lagi pernah ngayom dan ngekos di ngayogyokarto hadiningrat. Bandung, Jakarta sampai Tanah Rencong pernah di jelajahinya dan ujung-ujungnya kembali ngandang di kota panas sesak penghuni dan polusi, nggersik.
Entah apa yang menjadikannya kota Gresik sebagai jujukan akhir dari aktivitasnya menjelajah, saya tak tahu, atau mungkin saya sudah alpa soal kata-kata, karena seringnya kami nggedabrus di warung kopi, terlalu banyak kata berceceran disana, sehingga saya lupa mencatatnya, satu hal yang saya ingat, suatu ketika dia pernah berkata, “Di Gresik, kita ini seperti lalat-lalat dalam kepungan sampah!”, ya, dia pernah meluncurkan telengas kalimat yang sangat menggetarkan itu. Dan tanpa pen-jlentrehan lebih jauh soal kata-katanya itu, saya bisa merasakan kemana arahnya. Continue reading ‘Triders (Lakon-Lokal)’
Recent Comments