Ultras & Gresik United

Saya bukan pemain bola, apalagi pengamat dalam bidang bola sepak itu, meskipun menjadi pengamat persepak-bolaan Indonesia itu mudah, begitu kata seorang teman saya, tapi bukan itu persoalannya, karena ini masih Gresik United, yang konon masih dengan APBD, Saya tak tahu berapa besar, tentu tidak dalam jumlah kecil untuk urusan bola, meskipun saya tak tahu banyak tentang GU, ijinkan saya untuk tidak bicara banyak tentang GU.

Ulang tahun ultras, supporter setia pendukung laskar Joko Samudro itu dan sekaligus launching pemain team Gresik United untuk putaran kedepan baru saja dilakukan, barangkali sampeyan akan bilang terlalu dini untuk menilai bagaimana prestasi Gu kedepan, segalanya baru dipersiapkan, segalanya baru direncanakan, dan bola baru saja digulirkan dari titik tengah lapangan, yang terbaik yang bisa dilakukan untuk saat ini adalah menunggu.

Sabar

Ini Gresik, dengan wajah baru, dengan harapan besar yang baru, dan untuk itu, seperti kita tahu, Gresik kedepan, barangkali kita perlu pemimpin yang tak hanya kaya akan  perbendaharaan kata, tetapi kita perlu seseorang yang cakap membawa Gresik lebih dekat dengan harapan.

Tapi inilah Gresik dengan segala harapan baru yang menjauh, bagi saya, anjuran untuk bersabar dari pembesar nomor dua di Gresik pada suatu kesempatan di sebuah sudut desa di pedalaman itu lebih terkesan menunjukkan sebuah ketidak-mampuan dari pada sebuah kelebihan, jangan-jangan, saya benar-benar salah masuk bilik sewaktu pesta di hari itu.

Barangkali ini sebuah bentuk pengakuan kesalahan yang terlambat, tapi tidaklah terlalu terlambat untuk Gresik kedepan, Karena sejauh ke(m)ampuan cara saya berpikir, seharusnya semua calon pembesar waktu itu mengetahui dengan pasti permasalahan yang ada, kemudian ia hadir dengan solusi, bukan terkaget-kaget dengan kesalahan warisan, lalu, dengan bahasa priyayi bergaya khotbah santri menganjurkan semua untuk bersabar.